Saturday 19 January 2013

Pengertian Basement Dan Tipe - Tipenya




Basement adalah sebuah tingkat atau beberapa tingkat dari bangunan yang keseluruhan atau sebagian terletak di bawah tanah. Basement adalah ruang bawah tanah yang merupakan bagian dari bangunan gedung. Pada masa ini basement dibuat sebagai usaha untuk mengoptimalkan penggunaan lahan yang semakin padat dan mahal. Tidak semua bangunan memiliki basement. Untuk bangunan yang memilikinya, tungku perapian (furnace), alat pemanas air (water heater), pelataran mobil dan sistem pengaturan suhu dari satu rumah atau bangunan secara khas terlokasi pada tingkatan terbawah bangunan ini; sehingga menjadi suatu kenyamanan tersendiri untuk pemasangan dan aplikasi bagian seperti sistem distribusi elektrik, dan titik distribusi televisi kabel .


Basement memberikan  satu kesempatan untuk ahli bangunan untuk mencapai suatu titik balik dalam pengeluarannya, dan customer/klien untuk mendapatkan keuntungan dengan membangun sebuah bagunan yang bernilai potensi lebih. Dalam pelaksanaan konstruksi basement, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan, yakni metode konstruksi, retaining wall dan dewatering






Pemilihan tipe Basement



Sebelum menentukan tipe basement seperti apa yang akan dibangun, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan demi kesempurnaan bangunan. Faktor – faktor tersebut antara lain: 
  • Ketinggian air tanah di lokasi 
  • Kemungkinan kontaminasi dari air tanah 
  • Drainase alami 
  • Jenis tanah 
  • Akses ke lokasi

Kebutuhan dari tembok di bawah tanah


  • Kemantapan struktural 
  • Ketahanan 
  • Pengeluaran kelembaban 
  • Buildability

Tipe – Tipe Basement


1.Tipe A – Perlindungan Tanki (Tanked Protection) 

Struktur tidak memiliki perlindungan integral untuk melawan penetrasi air tanah dan selanjutnya sangat bergantung pada lapisan membran kedap air (waterproofing membrane). Sistem struktur anti air yang dipilih harus dapat mengatasi tekanan hidrostatik dari air bawah tanah, bersama dengan lapisan yang ada sesuai dengan beban yang ditumpu.






Struktur tembok dapat menggunakan pratekan (prestressed), beton yang dikuatkan atau beton polos ataupun batuan keras dengan sistem struktural kedap air digabungkan secara eksternal selama konstruksi. Atau dapat diterapkan secara internal pada basement yang telah selesai dibangun. Tembok batuan keras (masonry) bisa jadi memerlukan penambahan semen untuk menghasilkan permukaan yang cukup bagus untuk mendapatkan sistem kedap air yang diharapkan. 

Bentuk konstruksi ini cukup mumpuni tergantung dari sistem kedap air (waterproofing) yang dipakai, juga menghasilkan ketahanan yang tingggi dari pergerakan air tanah




2. Tipe B – Perlindungan integral terstruktrur (structurally integral protection) 


Struktur membutuhkan pembangunan struktur itu sendiri untuk dibangun sebagai kulit integral tahan air. Pembangunan beton yang dikuatkan atau pratekan yang tanpa alternatif lain, struktur basement haruslah dirancang dengan parameter yang pasti dan ketat untuk memastikan ketahanan airnya. Kebanyakan rancangan harus dibangun sesuai dengan rekomendasi BS 8007 atau BS 8110, yang memberikan petunjuk kwalitas beton dan jarak antar tulangan. 

Tanpa adanya tambahan membran yang terpisah, bentuk konstruksi ini bisa dikatakan tidak sama tahannya terhadap air dan pergerakan uap air seperti tipe A atau C.






3. Tipe C – Perlindungan dengan pengaliran (drained protection) 

Struktur menggabungkan rongga alir di antara struktur basement. Ketergantungan permanen daripada rongga ini untuk mengumpulkan air tanah sepanjang palung rembesan struktur dan langsung meneruskan air tersebut ke pembuangan air dari drainase atau dengan pemompaan. 



Struktur tembok dapat menggunakan pratekan (prestressed), beton yang dikuatkan atau beton polos ataupun batuan keras. Tembok basement bagian luar harus memiliki ketahanan yang cukup terhadap air untuk memastikan rongga air yang ada hanya mendapatkan limpahan air yang terkontrol. Jika tidak, sistem rongga ini tidak dapat mengatasi air bah melewati batas limpahan air terutama selama kondisi badai/banjir.



Bentuk konstruksi ini cukup mumpuni tergantung dari sistem kedap air (waterproofing) yang dipakai, juga menghasilkan ketahanan yang tingggi dari pergerakan air tanah.


15 comments:

  1. Setuju sama Agan Andyka Acsazha,
    Mohon Info,
    Sumber bukunya apa ya Gan??
    Butuh mempelajari lebih dalam tentang Basement Nih.

    ReplyDelete
  2. Sumbernya dari buku teknik pondasi keluaran lama gan, maaf lupa namanya. Dulu saya scan gambarnya dan terjemahkan sendiri makanya agak kaku bahasanya :) coba saya cari cari dulu ya semoga ketemu. Terima kasih sudah berkunjung :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. gimana mas udah ketemu belum bukunya ? hehe

      Delete
    2. Maaf belum dicari masgan, pulang ke rumahnya baru bisa weekend nanti.. maklum kuli proyek gan :)

      Delete
  3. Terimakasih banyak mas, artikel ini sangat membantu saya sekali selaku mahasiswa Teknik SIpil (y)

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah sama sama mas semoga bermanfaat

      Delete
  4. Artikel yang bagus bli pasca..trmksh menambah saya pengetahuan ilmu basement.smg makin sukses.amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah sama sama mas Imam terima kasih semoga sukses selalu

      Delete
  5. Bukunya uda ketemu kah gan ? Hehehe
    Butuh buat skripsi, hehe

    ReplyDelete
  6. pleass gan kasi tau donk sumber nya

    ReplyDelete
  7. maaf baru sempat membalas, buku referensi yang dulu saya gunakan sudah lupa dan lama hilang. namun beberapa referensi di bawah ini kurang lebih memiliki konten yang serupa, bahkan tentunya lebih update lagi. silahkan untuk dipelajari

    1. Basement Waterproofing, British Cement Association 1994
    2. Basements: Waterproofing General guidance to BS 8102:2009, The Basement Information Centre 2011
    3. Building Technology, Ivor H. Seeley 1980
    4. Retaining Walls and Deep Basements, Dene R. Warren 1996

    ReplyDelete
  8. mantap gan informasinya, thanks

    ReplyDelete