Monday 11 April 2016

Kolam Retensi atau Retarding Basin Adalah

Kolam retensi adalah kolam yang berfungsi untuk menampung air hujan sementara waktu dengan memberikan kesempatan untuk dapat meresap kedalam tanah yang operasionalnya dapat dikombinasikan dengan pompa atau pintu air. Konsep dasar dari kolam retensi adalah menampung volume air ketika debit maksimum di sungai datang, kemudian secara perlahan lahan mengalirkannya ketika debit di sungai sudah kembali normal. Secara spesifik kolam retensi akan memangkas besarnya puncak banjir yang ada di sungai, sehingga potensi over topping yang mengakibatkan kegagalan tanggul dan luapan sungai tereduksi.

Selain  fungsi  utamanya  sebagai  pengendali  banjir,  manfaat  lain  yang  bisa  diperoleh dari Kolam Retensi adalah:
1. Sebagai sarana pariwisata air;
2. Sebagai konservasi air, karena mampu meningkatkan cadangan air tanah setempat;

2 (dua) jenis kolam retensi yang dapat diterapkan, yaitu:
A. Kolam Retensi yang berada di samping badan sungai.
Kolam Retensi atau Retarding Basin Adalah
Prinsip  yang  dipakai dalam  pembangunannya  harus  tersedia  lahan  yang  cukup  karena secara  parsial  berada  di  luar  alur  sungai.  Syarat yang  lain  adalah  tidak  mengganggu sistem  aliran  sungai  yang  ada. Kriteria  Perencanaan Konstruksi yang  dapat  dibuat adalah:
  • Tanggul  atau  dinding  pemisah  antara  sungai  dan  kolam  retensi  juga  harus  dibuat sekuat  mungkin,  karena  akan  mendapatkan  tekanan  yang  kuat  ketika  muka  air maksimum  terjadi.  Kegagalan/keruntuhan tanggul  akan  membuat  sistem  operasi kolam retensi menjadi gagal.
  • Disusulkan  untuk  membuat    ambang  yang  melintang  sungai  diantara  pintu  inlet  dan outlet. Tujuannya adalah mengarahkan air, ketika debit banjir datang dari hulu ke pintu inlet dan mengarahkan air ketika debit banjir rob dari hilir datang ke pintu outlet.
  • Untuk  kejadian  banjir  dari  hulu,  pola  operasi  adalah  dengan  pintu  inlet  dibuka  dan pintu outlet ditutup. Ketika tampungan kolam retensi sudah optimum, maka pintu inlet ditutup. Bila debit yang ada di sungai sudah normal, maka pintu outlet dibuka secara bertahap untuk mengalirkan air dari kolam retensi sedikit demi sedikit ke sungai.
  • Sedangkan  untuk  penanganan  Rob,  pola  operasinya  adalah  ketika  air  rob  datang pintu  outlet  dibuka  dan  pintu  inlet  ditutup.  Ketika  tampungan  kolam  retensi  sudah optimum, pintu outlet ditutup. Bila debit yang ada di sungai sudah normal, maka pintu outlet  dibuka  secara  bertahap untuk  mengalirkan  air  dari  kolam  retensi  sedikit  demi sedikit ke sungai.
  • Dapat dilengkapi dengan pelimpah samping untuk faktor keamanan kolam retensi dan saringan sampah/trash rack 
  • Untuk  mempertahankan  usia  guna,  perlu  dilakukan  pemeliharaan. Secara  sederhana dapat  dilakukan  pengerukan  kolam  dengan  rutin  untuk  mempertahankan  volume optimal kolam.

B.Kolam Retensi yang berada di dalam badan sungai.

Kolam Retensi atau Retarding Basin Adalah
Karena berada di dalam badan sungai sehingga konsepnya menjadi mirip dengan waduk. Penggunaan tipe ini bisa dilakukan jika terkendala dengan lahan, karena memanfaatkan badan sungai itu sendiri. Kriteria Perencanaan Konstruksi yang dapat dibuat adalah:
  • Konstruksi pelimpah mutlak diperlukan untuk menjaga keamanan konstruksi karena kolam retensi berada di badan sungai dimana semua konstruksinya akan menerima gaya yang berat ketika debit banjir datang. 
  • Dianjurkan untuk memakai tipe pelimpah overflow yang dapat menghemat konstruksi (karena tidak perlu membuatkan saluran pelimpah samping jika memakai pelimpah samping).
  • Jika konstruksinya seperti ilustrasi di gambar, maka konstruksi pintu outlet dan pilarnya harus benar-benar kuat.
  • Dapat dibuatkan kolam penangkap sedimen di hulu pintu inlet sekaligus memasang trash rack di pintu inlet.
  • Pola operasi pintu inlet dan outlet ketika banjir dari hulu dan rob dari hilir datang sama dengan kolam retensi tipe pertama.
  • Pola pemeliharaan secara garis besar sama dengan kolam retensi jenis yang pertama.