Monday 11 April 2016

Kolam Retensi atau Retarding Basin Adalah

Kolam retensi adalah kolam yang berfungsi untuk menampung air hujan sementara waktu dengan memberikan kesempatan untuk dapat meresap kedalam tanah yang operasionalnya dapat dikombinasikan dengan pompa atau pintu air. Konsep dasar dari kolam retensi adalah menampung volume air ketika debit maksimum di sungai datang, kemudian secara perlahan lahan mengalirkannya ketika debit di sungai sudah kembali normal. Secara spesifik kolam retensi akan memangkas besarnya puncak banjir yang ada di sungai, sehingga potensi over topping yang mengakibatkan kegagalan tanggul dan luapan sungai tereduksi.

Selain  fungsi  utamanya  sebagai  pengendali  banjir,  manfaat  lain  yang  bisa  diperoleh dari Kolam Retensi adalah:
1. Sebagai sarana pariwisata air;
2. Sebagai konservasi air, karena mampu meningkatkan cadangan air tanah setempat;

2 (dua) jenis kolam retensi yang dapat diterapkan, yaitu:
A. Kolam Retensi yang berada di samping badan sungai.
Kolam Retensi atau Retarding Basin Adalah
Prinsip  yang  dipakai dalam  pembangunannya  harus  tersedia  lahan  yang  cukup  karena secara  parsial  berada  di  luar  alur  sungai.  Syarat yang  lain  adalah  tidak  mengganggu sistem  aliran  sungai  yang  ada. Kriteria  Perencanaan Konstruksi yang  dapat  dibuat adalah:
  • Tanggul  atau  dinding  pemisah  antara  sungai  dan  kolam  retensi  juga  harus  dibuat sekuat  mungkin,  karena  akan  mendapatkan  tekanan  yang  kuat  ketika  muka  air maksimum  terjadi.  Kegagalan/keruntuhan tanggul  akan  membuat  sistem  operasi kolam retensi menjadi gagal.
  • Disusulkan  untuk  membuat    ambang  yang  melintang  sungai  diantara  pintu  inlet  dan outlet. Tujuannya adalah mengarahkan air, ketika debit banjir datang dari hulu ke pintu inlet dan mengarahkan air ketika debit banjir rob dari hilir datang ke pintu outlet.
  • Untuk  kejadian  banjir  dari  hulu,  pola  operasi  adalah  dengan  pintu  inlet  dibuka  dan pintu outlet ditutup. Ketika tampungan kolam retensi sudah optimum, maka pintu inlet ditutup. Bila debit yang ada di sungai sudah normal, maka pintu outlet dibuka secara bertahap untuk mengalirkan air dari kolam retensi sedikit demi sedikit ke sungai.
  • Sedangkan  untuk  penanganan  Rob,  pola  operasinya  adalah  ketika  air  rob  datang pintu  outlet  dibuka  dan  pintu  inlet  ditutup.  Ketika  tampungan  kolam  retensi  sudah optimum, pintu outlet ditutup. Bila debit yang ada di sungai sudah normal, maka pintu outlet  dibuka  secara  bertahap untuk  mengalirkan  air  dari  kolam  retensi  sedikit  demi sedikit ke sungai.
  • Dapat dilengkapi dengan pelimpah samping untuk faktor keamanan kolam retensi dan saringan sampah/trash rack 
  • Untuk  mempertahankan  usia  guna,  perlu  dilakukan  pemeliharaan. Secara  sederhana dapat  dilakukan  pengerukan  kolam  dengan  rutin  untuk  mempertahankan  volume optimal kolam.

B.Kolam Retensi yang berada di dalam badan sungai.

Kolam Retensi atau Retarding Basin Adalah
Karena berada di dalam badan sungai sehingga konsepnya menjadi mirip dengan waduk. Penggunaan tipe ini bisa dilakukan jika terkendala dengan lahan, karena memanfaatkan badan sungai itu sendiri. Kriteria Perencanaan Konstruksi yang dapat dibuat adalah:
  • Konstruksi pelimpah mutlak diperlukan untuk menjaga keamanan konstruksi karena kolam retensi berada di badan sungai dimana semua konstruksinya akan menerima gaya yang berat ketika debit banjir datang. 
  • Dianjurkan untuk memakai tipe pelimpah overflow yang dapat menghemat konstruksi (karena tidak perlu membuatkan saluran pelimpah samping jika memakai pelimpah samping).
  • Jika konstruksinya seperti ilustrasi di gambar, maka konstruksi pintu outlet dan pilarnya harus benar-benar kuat.
  • Dapat dibuatkan kolam penangkap sedimen di hulu pintu inlet sekaligus memasang trash rack di pintu inlet.
  • Pola operasi pintu inlet dan outlet ketika banjir dari hulu dan rob dari hilir datang sama dengan kolam retensi tipe pertama.
  • Pola pemeliharaan secara garis besar sama dengan kolam retensi jenis yang pertama.
Blogger Tricks

Thursday 4 September 2014

Abu Batu Sebagai Material Konstruksi

Abu Batu Sebagai Material Konstruksi

Abu batu merupakan agregat buatan. Agregat yang yang merupakan merupakan mineral filler/pengisi (partikel dengan ukuran < 0,075 mm), diperoleh dari hasil sampingan pabrik‐pabrik semen atau mesin pemecah batu. Material jenis ini banyak dibutuhkan untuk campuran dalam proses pengaspalan dan bisa digunakan sebagai pengganti pasir. Material ini adalah bahan utama dari pembuatan gorong-gorong dan Batako Press.

Abu Batu Sebagai Material Konstruksi

Abu batu saat ini merupakan bahan hasil sampingan dalam industri pemecahan batu yang jumlahnya tidak sedikit. Saat ini di kota kota besar abu batu tidak begitu laku untuk dijual karena pemakaian dalam industri konstruksi tidak banyak mengingat konstruksi perkerasan jalan dengan Lapen sudah banyak beralih ke lapisan aspal beton. Namun pada beberapa daerah material ini masih tetap dipakai dan menjadi kebutuhan terutama dalam pekerjaan perkerasan jalan aspal.

Perkerasan Lapen yang biasanya dilakukan penaburan lapis atas dengan abu batu dapat diganti dengan pasir, sehingga abu batu pada stone crusher menjadi bahan limbah yang harus diupayakan penanganannya. Pada bendungan tipe rockfill, embankment Shell (pelapis timbunan) biasanya terdiri dari material random (campuran) atau abu batu yang berfungsi sebagai pengisi antara struktur dan lapisan kedap air.


Rangka Batang atau Truss


Truss berasal dari kata Perancis tua, "trousse" sekitar abad 1200, yang berarti "kumpulan hal yang terikat bersama-sama." Dalam teknik sipil, Rangka batang (truss) adalah struktur yang terdiri dari gabungan batang batang yang membentuk struktur berbentuk segitiga dan terhubung satu sama lain, serta dibebani pada sendi-sendinya. 

Rangka batang 2 dimensi umumnya terdiri dari bagian atas (top chord), bagian bawah (bottom chord) dan bagian tengah yang biasa disebut dengan web. Struktur tersebut umumnya didesain agar stabil (tidak bergerak), aman (tidak runtuh atau membahayakan pengguna), dan nyaman (defleksi yang terjadi tidak terlalu besar). 

Truss ada dua macam, yaitu plane truss dan space truss

1. Plane Truss (rangka bidang)

adalah truss yang elemen dan joint berada dalam suatu bidang 2 dimensi. terdapat dua bentuk dasar dari plane truss, yaitu:

  • pitched truss atau common truss, dapat dibedakan dari bentuk segitiganya. tipe ini sering digunakan untuk konstruksi atap. beberapa tipe truss ini dinamai sesuai dengan web configuration nya. ukuran elemen dan web configuration ditentukan berdasarkan bentang, beban dan spasi.
  • parallel chord truss atau flat truss, biasanya digunakan untuk konstruksi lantai.
  • kombinasi dari dua bentuk tersebut adalah truncated truss, digunakan pada konstruksi hip roof.

tipe - tipe plane truss

Pratt truss

DIpatenkan pada tahun 1844 oleh Caleb Pratt dan putranya Thomas Willis Pratt. didesain menggunakan balok vertikal untuk memikul tekan dan balok horizontal untuk memikul tarik. bentuk ini masih dipertahankan sejak masih digunakan material kayu hingga kini baja.

Vierendeel truss


Ialah truss dimana letak elemennya tidak membentuk segitiga melainkan membentuk bukaan segi empat, dan merupakan frame dengan joint jepit yang mampu mentransfer bending moment. tipe truss ini dinamai demikian sesuai dengan insinyur Belgia yangmengembangkannya pada tauhn 1896 yaitu Arthur Vierendeel.

King post truss


Merupakan salah satu tipe truss yang paling mudah diimplementasikanterdiri dari dua tumpuan dengan sudut tertentu yang bertumpu pada tumpuan vertikal

Queen post, sama halnya dengan king post, perbedaan utamanya adalah adanya balok horizontal. truss tipe ini hanya cocok untuk bentang pendek.

Town's lattice truss

Didesain oleh arsitek Amerika, Ithiel Town sebagai alternatif jembatan kayu besar (heavy timber bridge)

contoh aplikasi rangka bidang (plane truss)



2. Space Truss (rangka ruang)

adalah truss yang memiliki elemen - elemen dan joint - joint yang membentuk 3 dimensi. bentuk dasar penyusun space truss adalah limas (tetrahedron). dalam aplikasinya, space truss untuk atap dikembangkan dalam beberapa bentuk relevan sebagai berikut;

structures planes

structures voutees

double pentes

dome

piramida

contoh aplikasi rangka ruang (space truss)





Tuesday 2 September 2014

Ramp Pada Jalan Tol



Ramp adalah suatu segmen jalan yang berperan sebagai penghubung antara ruas jalan, segmen jalan masuk ke jalur utama disebut on ramp dan segmen jalan keluar dari jalur utama disebut off ramp .

Ramp / Jalan penghubung pada jalan tol merupakan jalan yang menghubungkan jalan tol dengan jalan umum yang ada sampai simpang pertama yang semata-mata untuk lalu lintas keluar dan/atau masuk dari dan/atau ke jalan tol.

Jalan penghubung jalan tol harus memenuhi standar sebagai berikut:

a) Merupakan jalan dengan fungsi minimal kolektor
b) Mempunyai kelas jalan yang mampu menahan kendaraan rencana jalan tol
c) Mempunyai kelas jalan dengan spesifikasi minimal jalan raya
d) Ruang milik jalannnya harus dipagar

Ketentuan pengendalian jalan masuk dan/atau jalan keluar adalah sebagai berikut:

a) Jalan masuk dan jalan keluar (ramp) ke jalan tol dan dari jalan tol harus dibuat dengan menggunakan lajur percepatan untuk masuk jalur utama dan lajur perlambatan untuk keluar dari jalur utama. 
b) Jarak antara nose ramp jalan masuk dan nose ramp jalan keluar untuk jurusan yang sama minimal 2 (dua) km untuk jalan tol di daerah perkotaan dan 5 (lima) km untuk jalan tol di daerah antarkota. 



Tipe ramp 

Berdasarkan pergerakannya, terdapat 3 (tiga) tipe ramp, yaitu Direct, Semi Direct, dan Indirect.

1. Direct (hubungan langsung) 

Sebelum titik pusat, ramp langsung berbentuk kearah tujuan

direct ramp

2. Semi direct (hubungan setengah langsung) 

Dalam menuju arah tujuan, ramp melalui/mengelilingi titik pusat dahulu dan memotong salah satu arus lain secara tegak lurus

semi direct ramp

3. Indirect (hubungan tak langsung) 

Dalam menuju arah tujuan, ramp berbelok kearah berlawanan dahulu dan kemudian memutar sekitar 270 derajat.

indirect ramp
Radius tikungan pada ramp/loop 
Radius tikungan pada ramp/loop harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Sesuai dengan kecepatan rencana masuk ramp, sebagaimana tabel dibawah ini;


 b) Jika digunakan tikungan majemuk, perbandingan antara radius tikungan pertama dengan gambar radius tikungan min tikungan ke dua adalah 2:1, atau minimal 1,5 : 1, dengan panjang masing-masing
lengkung ditentukan sebagaimana Tabel berikut: 


Radius tikungan ramp


Tuesday 23 April 2013

Pekerjaan Dewatering dan Metodenya



Pekerjaan galian untuk basement, seringkali terganggu oleh adanya air tanah. Oleh karena itu, sebelum galian tanah untuk basement dimulai sudah harus dipersiapkan pekerjaan pengeringan (dewatering) agar air tanah yang ada tidak mengganggu proses pelaksanaan basement. Masalah galian dalam lebih kritis bila kondisi tanah merupakan tanah lunak atau pasir lepas dalam kondisi muka air tanah yang tinggi.

Sesungguhnya masalah dewatering dapat diartikan dalam 2 tinjauan. Yang pertama adalah pengeringan lapangan kerja dari air permukaan (misalnya air hujan atau air banjir yang masuk area galian). Yang kedua adalah karena peristiwa rembesan yang mengakibatkan air berkumpul di area galian dan mengganggu pekerjaan.



Metode dewatering yang dipilih tergantung beberapa faktor, antara lain :
  • Debit rembesan air
  • Jenis tanah
  • Kondisi lingkungan sekitarnya
  • Sifat tanah 
  • Air tanah 
  • Ukuran dan dalam galian 
  • Daya dukung tanah 
  • Kedalam dan tipe pondasi 
  • Design dan fungsi dari struktur 
  • Rencana pekerjaan


Tujuan dari dewatering adalah :

  1. Menjaga agar dasar galian tetap kering. Untuk mencapai tujuan tersebut biasanya air tanah diturunkan elevasinya 0,5 – 1 m dibawah dasar galian
  2. Mencegah erosi buluh. Pada galian tanah pasir (terutama pasir halus dibawah muka air tanah) rembesan air kedalam galian dapat mengakibatkan tergerusnya tanah pasir akibat aliran air 
  3. Mencegah resiko sand boil. Pada saat dilaksanakan galian, maka perbedaan elevasi air didalam dan diluar galian semakin tinggi
  4. Mencegah resiko terjadinya kegagalan upheave. Bila tekanan air dibawah lapisan tanah lebih besar daripada berat lapisan tanah tersebut maka lapisan tanah tersebut dapat terangkat atau mangalami failure
  5. Mencaga gaya uplift terhadap bangunan sebelum mencapai bobot tertentu. Pada bangunan-bangunan yang memiliki basement, maka pada saat bobot bangunan masih lebih kecil daripada gaya uplift dari tekanan air, dewatering harus tetap dijalankan hingga bobot mati dari bangunan melebihi gaya uplift tersebut.
  6. Mencegah rembesan 
  7. Memperbaiki kestabilan tanah 
  8. Mencegah pengembungan tanah 
  9. Memperbaiki karakteristik dan kompaksi tanah terutama dasar 
  10. Pengeringan lubang galian 
  11. Mengurangi tekanan lateral



Untung rugi dilakukan dewatering

Keuntungan :
  • Muka air tanah turun 
  • Longsor kurang 
  • Lereng lebih curam 
  • Tekan tanah berkurang 
Kerugian :
  • Mata air sekeliling turun 
  • Permukaan tanah turun

Metode Dewatering

Ada 3 metode dewatering yang dapat dipilih , yaitu :

1. Open pumping



Metode ini masih dianggap sebagai teknik yang umum diterima dimana kolektor digunakan untuk mengumpulkan air permukaan (khususnya air hujan) dan rembesan dari tepi galian. Tentu saja posisi kolektor akan mengikuti terus elevasi galian. Fungsi kolektor adalah untuk membuang air keluar galian.

Metode open pumping dipilih bila :
  • Karakteristik dari tanah merupakan tanah padat, bergradasi baik dan berkohesi
  • Debit rembesan air tidak besar
  • Sumur / selokan untuk pemompaan tidak mengganggu atau merugikan pada tanah / bangunan yang akan dilaksanakan

2. Predrainage



Prinsip metode predrainage adalah menurunkan muka air terlebih dahulu sebelum pekerjaan galian dimulai. Metode predrainage dipilih, bila :
  • Karakteristik dari tanah merupakan tanah lepas, berbutir seragam, cadas lunak dengan banyak celah
  • Debit rembesan cukup besar dan tersedia saluran pembuangan air
  • Slope tanah sensitif terhadap erosi atau mudah terjadi rotary slide
  • Tidak mempunyai efek mengganggu bangunan disekitarnya.
Ada 2 sistem predrainage, yaitu :
  1. Single Stage Predrainage
  2. Multi Stage Predrainage
Ada 2 jenis metode dewatering predrainage, yaitu :
  1. Well Points
  2. Pompa Dalam (Submersible Pump)

3. Cut Off



Prinsip metode cut off adalah memotong aliran bidang air tanah melalui cara mengurung daerah galian dengan dinding. Metode ini perlu memperhitungkan dalamnya “D” tertentu agar tidak terjadi rembesan air masuk ke dalam daerah galian.

Dinding cut off dapat menggunakan :
  • Stell sheet pile (tidak dipakai sebagai struktur dinding permanen)
  • Concrete diaphragma wall (sebagai struktur dinding permanen)
  • Concrete secant pile (dapat dipakai sebagai dinding permanen)
Metode cut off dipilih, bila :
  • Kondisi sama dengan pemilihan predrainage
  • Dinding cut off difungsikan juga sebagai penahan tanah atau sebagai dinding basement
  • Penurunan MAT akan mengganggu / merugikan lingkungan sekitarnya

Wednesday 17 April 2013

Pengertian Sumur Resapan




Bangunan sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah.


Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksikan air hujan ke dalam tanah. Sasaran lokasi adalah daerah peresapan air di kawasan budidaya, permukiman, perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah raga serta fasilitas umum lainnya.



Manfaat Sumur Resapan

Manfaat sumur resapan adalah: 


  1. Mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah / mengurangi terjadinya banjir dan genangan air. 
  2. Mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah. 
  3. Mengurangi erosi dan sedimentasi 
  4. Mengurangi / menahan intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan kawasan pantai 
  5. Mencegah penurunan tanah (land subsidance) 
  6. Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.

Jenis Konstruksi Sumur Resapan

Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan sumur resapan air yang dibuat segiempat atau silinderdengan kedalaman tertentu dan dasar sumur terletak di atas permukaan air tanah. Berbagai jenis konstruksi sumur resapan adalah: 


  1. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu belah maupun ijuk (kosong) 
  2. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk. 
  3. Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau bataki di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong. 
  4. Sumur menggunakan buis beton di dinding sumur 
  5. Sumur menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk dinding sumur).

Konstruksi-konstruksi tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, pemilihannya tergantung pada keadaaan batuan / tanah (formasi batuan dan struktur tanah). 

  • Pada tanah / batuan yang relatif stabil, konstruksi tanpa diperkuat dinding sumur dengan dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk tidak akan membahayakan bahkan akan memperlancar meresapnya air melalui celah-celah bahan isian tersebut. 

  • Pada tanah / batuan yang relatif labil, konstruksi dengan susunan batu bata / batu kali / batako untuk memperkuat dinding sumur dengan dasar sumur diisi batu belah dan ijuk akan lebih baik dan dapat direkomendasikan. 


  • Pada tanah dengan / batuan yang sangat labil, konstruksi dengan menggunakan buis beton atau blawong dianjurkan meskipun resapan air hanya berlangsung pada dasar sumur saja.
Bangunan pelengkap lainnya yang diperlukan adalah bak kontrol, tutup sumur resapan dan tutup bak kontrol, saluran masuklan dan keluaran / pembuangan (terbuka atau tertutup) dan talang air (untuk rumah yang bertalang air).



Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaaan Umum menetapkan data teknis sumur resapan air y sebagai berikut : (1) Ukuran maksimum diameter 1,4 meter, (2) Ukuran pipa masuk diameter 110 mm, (3) Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm, (4) Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter, (5) Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4 pasir tanpa plester, (6) Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm, (7) Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil. 

Berkaitan dengan sumur resapan ini terdapat SNI No: 03- 2453-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Standar ini menetapkan cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan termasuk persyaratan umum dan teknis mengenai batas muka air tanah (mat), nilai permeabilitas tanah, jarak terhadap bangunan, perhitungan dan penentuan sumur resapan air hujan. Air hujan adalah sir hujan yang ditampung dan diresapkan pada sumur resapan dari bidang tadah.


Persyaratan Umum dan Teknis

Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain sebagai berikut: 

  1. Sumur resapan air hujan ditempatkan pada lahan yang relatif datar; 
  2. Air yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan tidak tercemar; 
  3. Penetapan sumur resapan air hujan harus mempertimbangkan keamanan bangunan sekitarnya; 
  4. Harus memperhatikan peraturan daerah setempat; 
  5. Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan ini harus disetujui Instansi yang berwenang. 

Persyaratan teknis yang harus dipenuhi antara lain adalah sebagai berikut: 
  1. Ke dalam air tanah minimum 1,50 m pada musin hujan; 
  2. Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai permebilitas tanah ≥ 2,0 cm/jam. 
  3. Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan adalah: (a) terhadap sumur air bersih 3 meter, sumur resapan tangki septik 5 meter dan terhadap pondasi bangunan 1 meter.

Friday 12 April 2013

Jenis Kontrak Konstruksi



Selama ini kontrak konstruksi berfungsi sebagai harga sarana konstruksi, dan juga sebagai struktur alokasi risiko kepada berbagai pihak yang terlibat. Pemilik memiliki kekuasaan tunggal untuk menentukan jenis kontrak yang harus digunakan untuk fasilitas tertentu yang akan dibangun dan menetapkan syarat dalam perjanjian kontrak. Adalah penting untuk memahami risiko kontraktor terkait dengan berbagai jenis kontrak konstruksi. 

Kontrak Lump Sum 

Dalam kontrak lump sum, pemilik dasarnya telah ditetapkan seluruh risiko kepada kontraktor, yang pada gilirannya dapat diharapkan untuk meminta markup yang lebih tinggi dalam rangka untuk mengurus kontinjensi yang tidak terduga. Selain harga lump sum tetap, Komitmen lainnya adalah sering dibuat oleh kontraktor dalam bentuk submittals seperti jadwal tertentu, sistem manajemen pelaporan atau program kendali mutu. Jika biaya aktual dari proyek ini adalah rendah, mengecilkan biaya akan mengurangi keuntungan kontraktor dengan jumlah tersebut. melebih-lebihkan Suatu memiliki efek sebaliknya, tetapi dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penawar rendah untuk proyek tersebut. 

Kontrak Harga Satuan

Dalam kontrak harga satuan, risiko estimasi tidak akurat dalam jumlah yang tidak pasti untuk beberapa tugas utama yang telah dihapus dari kontraktor. Namun, beberapa kontraktor dapat mengajukan “tawaran seimbang” ketika menemukan perbedaan yang besar antara estimasi dan perkiraan pemilik dari kuantitas. Tergantung pada kepercayaan kontraktor pada perkiraan sendiri dan kecenderungan pada risiko, seorang kontraktor bisa sedikit menaikkan harga unit pada tugas diremehkan sambil menurunkan harga unit pada tugas-tugas lainnya. Jika kontraktor benar di dalam pengkajian, maka dapat meningkatkan keuntungan secara substansial sejak pembayaran dilakukan pada jumlah yang sebenarnya tugas, dan jika sebaliknya adalah benar, maka bisa kehilangan atas dasar ini. Selanjutnya, pemilik mungkin mendiskualifikasi kontraktor jika tawaran tersebut tampak sangat tidak seimbang. Sejauh bahwa meremehkan atau melebih-lebihkan disebabkan oleh perubahan dalam jumlah kerja, kesalahan tidak akan mempengaruhi laba kontraktor luar me-markup harga unit. 

Kontrak Cost Plus Persentase Tetap 

Untuk beberapa jenis konstruksi yang melibatkan teknologi baru atau sangat menekan kebutuhan, pemilik kadang-kadang terpaksa menanggung semua risiko terjadinya over runs biaya. Kontraktor akan menerima biaya pekerjaan aktual langsung ditambah persentase tetap, dan memiliki sedikit insentif untuk mengurangi biaya pekerjaan. Lebih lanjut, jika ada kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan proyek tersebut, pembayaran lembur untuk pekerja yang umum dan selanjutnya akan meningkatkan biaya pekerjaan. Kecuali ada alasan kuat, seperti urgensi dalam pembangunan instalasi militer, pemilik tidak harus menggunakan jenis kontrak. 

Kontrak Cost Plus Biaya Tetap 

Di bawah ini jenis kontrak, kontraktor akan menerima biaya pekerjaan aktual langsung ditambah biaya tetap, dan akan memiliki beberapa insentif untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat karena biaya adalah tetap terlepas dari durasi proyek. Namun, pemilik masih menganggap risiko biaya langsung pekerjaan overrun sementara kontraktor tersebut mungkin resiko erosi dari keuntungan bila proyek tersebut diseret di luar waktu yang diharapkan. 

Biaya Variabel Plus Kontrak Persentase 

Untuk jenis kontrak, kontraktor setuju untuk hukuman jika biaya aktual melebihi perkiraan biaya pekerjaan, atau hadiah jika biaya yang sebenarnya berada di bawah estimasi biaya pekerjaan. Sebagai imbalan untuk mengambil resiko atas taksiran sendiri, kontraktor diperbolehkan persentase variabel biaya-pekerjaan langsung untuk biaya nya. Selain itu, durasi proyek biasanya ditentukan dan kontraktor harus mematuhi batas waktu penyelesaian. Jenis kontrak mengalokasikan resiko yang cukup untuk Kelebihan biaya kepada pemilik, tetapi juga memberikan insentif kepada kontraktor untuk mengurangi biaya sebanyak mungkin. 

Kontrak Perkirakan Target 

Ini adalah bentuk lain dari kontrak yang menentukan hukuman atau hadiah kepada kontraktor, tergantung pada apakah biaya yang sebenarnya lebih besar dari atau kurang dari biaya yang diperkirakan langsung pekerjaan kontraktor. Biasanya, persentase tabungan atau overrun untuk dibagikan oleh pemilik dan kontraktor adalah ditentukan dan durasi proyek ditentukan dalam kontrak. Bonus atau denda mungkin akan diatur untuk tanggal penyelesaian proyek yang berbeda. 

Kontrak Dijamin Maximum Cost 

Bila ruang lingkup proyek didefinisikan dengan baik, pemilik dapat memilih untuk meminta kontraktor untuk mengambil semua risiko, baik dari segi biaya proyek aktual dan waktu proyek. Setiap perintah perubahan kerja dari pemiliknya harus sangat kecil jika sama sekali, karena spesifikasi kinerja yang diberikan kepada pemilik pada awal konstruksi. Pemilik dan kontraktor sepakat untuk biaya proyek yang dijamin oleh kontraktor sebagai maksimum. Mungkin ada atau mungkin tidak ketentuan tambahan untuk berbagi tabungan jika ada dalam kontrak. Jenis kontrak ini sangat cocok untuk operasi turnkey.