Irigasi adalah Upaya pemberian air dalam bentuk lengas (kelembaban) tanah sebanyak keperluan untuk tumbuh dan berkembang bagi tanaman (Najiyati : 1987). Pengertian lain dari irigasi adalah penambahan kekurangan kadar air tanah secara buatan yakni dengan memberikan air secara sistematis pada tanah yang diolah. Kebutuhan air irigasi untuk pertumbuhan tergantung pada banyaknya atau tingkat pemakaian dan efiensi jaringan irigasi yang ada (Kartasaputra, 1991: 45).
Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun demikian, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram.
Sebagaimana telah diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak Mesir Kuno.
Jaringan irigasi merupakan prasarana irigasi yang terdiri atas bangunan dan saluran air beserta perlengkapnya. Sistem jaringan irigasi dapat dibedakan antara jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi tersier. Jaringan irigasi utama meliputi bangunan – bangunan utama yang dilengkapi dengan saluran pembawa, saluran pembuang. dan banguan pengukur. Jaringan irigasi tersier merupakan jaringan irigasi di petak tersier, beserta bangunan pelengkap lainnya yang terdapat di petak tersier (Kartasapoetra, 1990: 30 – 31).
Jenis - Jenis Irigasi
(a) Irigasi Permukaan
Merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dulu.
(b) Irigasi lokal
Sistem ini air distribusikan dengan cara pipanisasi. Di sini juga berlaku gravitasi, di mana lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu. Namun air yang disebar hanya terbatas sekali atau secara lokal.
(c) Irigasi dengan Penyemprotan
Penyemprotan biasanya dipakai penyemprot air atau sprinkle. Air yang disemprot akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke akar.
(d) Irigasi tradisional dengan menggunakan ember
Di sini diperlukan tenaga kerja secara perorangan yang banyak sekali. Di samping itu juga pemborosan tenaga kerja yang harus menenteng ember.
(e) Irigasi dengan sistem Pompa Air
Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air, kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah.
Berdasarkan letak dan fungsinya saluran irigasi teknis dibedakan menjadi :
(a) Saluran Primer (Saluran Induk)
yaitu saluran yang langsung berhubungan dengan saluran bendungan yang fungsinya untuk menyalurkan air dari waduk ke saluran lebih kecil.
(b) Saluran Sekunder
yaitu cabang dari saluran primer yang membagi saluran induk kedalam saluran yang lebih kecil (tersier).
(c) Saluran Tersier yaitu cabang dari saluran sekunder yang langsung berhubungan dengan lahan atau menyalurkan air ke saluran – saluran kwarter.
(d) Saluran kwarter yaitu cabang dari saluran tersier dan berhubungan langsung dengan lahan pertanian (Najiyati, 1993: 35 – 36).
Peranan irigasi bagi suatu lahan dapat dijabarkan sebagai berikut :
(a) Menambah air ke dalam tanah untuk menyediakan cairan yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
(b) Menyediakan jaminan panen pada musim kemarau yang pendek.
(c) Mendinginkan tanah dan atmosfer, sehingga menimbulkan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
(d) Mengurangi bahaya pembekuan.
(e) Mencuci atau mengurangi garam dalam tanah.
(f) Mengurangi bahaya erosi.
(g) Melunakan pembajakan dan pengumpalan tanah.
(h) Memperlambat pembentukan tunas dengan perbandingan karena penguapan (Hansen, 1986: 4).
Berkaitan dengan perkembangan teknologi budidaya dan produksi pangan, peranan irigasi berkembang menjadi :
(a) Penyedia air untuk tanaman dan dapat digunakan untuk mengatur kelembaban tanah.
(b) Membantu menyuburkan tanah melalui bahan – bahan pangan kandungan yang di bawa oleh air.
(c) Memungkinkan penggunaan obat – obatan dalam dosis.
(d) Menekan pertumbuhan gulma.
(e) Menekan perkembangan hama tertentu.
(f) Memudahkan pengeolahan tanah (Pasandaran, 1991: 141)
(g) Memasok kebutuhan air tanaman
(h) Menjamin ketersediaan air apabila terjadi betatan
(i) Menurunkan suhu tanah
(j) Mengurangi kerusakan akibat frost
(k) Melunakkan lapis keras pada saat pengolahan tanah
Makaci info na
ReplyDelete